Laporan Observasi Museum Ranggawarsita

KESENIAN WAYANG SEBAGAI SALAH SATU ASET BUDAYA DI MUSEUM RANGGAWARSITA JAWA TENGAH
Laporan
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata kuliah : Islam dan Budaya Jawa
Dosen Pengampu : M. Rikza Chamami, M.Si.


Oleh:
Maya Masitha Safitri
(133511068)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015
I.                   PENDAHULUAN
Bangsa Indonesia mempunyai kebudayaan yang sangat beragam, hal tersebut tidak lepas dari pengaruh agama-agama yang masuk ke Indonesia pada abad pertengahan yaitu Hindu, Budha dan Islam.
Islam sebagai agama yang universal  (rahmatan lil alamin) memiliki sifat adaptable yang tumbuh disegala tempat dan waktu. Sarana penyebaran islam di Jawa mengikuti budaya dan tradisi yang telah berakar pada masyarakat Jawa tanpa menghilangkan nilai-nilai keislamannya yang kental. Hal tersebut dapat dibuktikan dalam kesenian, kekentalan pengajaran moral islam yang disisipkan dengan halus dalam tembang macapat, tembang-tembang dolanan dan bahkan dalam kesenian wayang. Dimana wayang sendiri merupakan salah satu bagian khas dari proses perkembangan budaya di Jawa.
Di museum Ranggawarsita terdapat ruang khusus galeri kesenian yang diantaranya memuat berbagai hal bab pewayangan. Oleh karena itu, penulis akan menguraikan bab pewayangan yang ada di museum Ranggawarsita.

II.                RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas di dapat rumusan masalah sebagai berikut:
A.    Bagaimana tata letak galeri seni yang memuat bab pewayangan di museum Ranggawarsita?
B.     Apa saja jenis-jenis wayang yang terdapat di museum Ranggawarsita?
C.     Apa saja unsur-unsur yang terkandung dalam pertunjukan wayang yang terdapat di museum Ranggawarsita?

III.             PEMBAHASAN
A.    Galeri Kesenian di Museum Ranggawarsita
Museum Jawa Tengah Ranggawarsita adalah museum yang menyimpan dan memamerkan berbagai warisan budaya dan benda budaya Jawa Tengah yang berlokasi di Kota Semarang, Indonesia.

Bangunan museum ini terdiri 2 lantai dan 4 gedung utama yang masing-masing menceritakan sejarah yang berbeda-beda antara lain gedung A, gedung B, gedung C dan gedung D.
Galeri kesenian sendiri berada di gedung D tepatnya di lantai II. Galeri kesenian ini menampilkan koleksi benda dan peralatan kesenian yang dipisahkan menjadi Seni Pergelaran dan Seni Pertunjukan dan Seni Musik.
B.     Jenis-Jenis Wayang yang Terdapat di Museum Ranggawarsita
Wayang merupakan kesenian asli Indonesia yang dalam perkembangannya telah mengalami banyak perubahan. Baik dalam segi bentuk, jenis, maupun fungsinya. Di ruang seni pergelaran kita bisa melihat secara langsung belasan jenis wayang yang ditampilkan disini. Belasan jenis wayang yang ditampilkan adalah:
1.      Wayang Beber: teknik pergelaran dengan cara membentangkan (mbeber) adegan yang dilukis pada kain. Mengangkat kisah Panji.
2.      Wayang Kidang Kencana: ciri fisik tokoh-tokohnya dicat kuning keemasan. Mengangkat kisah Panji.
3.      Wayang Kaper: dibuat dalam ukuran kecil untuk latihan memainkan wayang bagi anak-anak di lingkungan keraton.
4.      Wayang Kandha/Ramayana: mengangkat epik Ramayana.
5.      Wayang Purwa: disebut juga wayang Mahabarata karena mengangkat kisah Mahabarata.
6.      Wayang Madya: mengangkat kisah sambungan Parwa ke kisah Panji. Diciptakan pada zaman Mangkunegaran IV oleh Raden Ngabehi Tandakusuma.
7.      Wayang Gedhog: mengangkat kisah Panji, dikenal pada zaman Raja Jayabaya, Kadiri. Tokoh-tokoh menggunakan nama-nama binatang (Kuda Laweyan, Kebo Anabrang, Lembu Amiluhur)
8.      Wayang Potehi: mengangkat kisah roman dari Negeri Cina seperti Sampek Engtay.
9.      Wayang Suluh: diciptakan pada zaman revolusi oleh Raden Mas Said, mengangkat kisah-kisah perjuangan revolusi.
10.  Wayang Pesisiran: disebut juga wayang Semarangan dll.
Dua jenis wayang lainnya adalah Wayang Kayu dan Wayang Kontemporer.
1.      Lima jenis wayang berbahan baku kayu adalah:
a.       Wayang Dupara: mengangkat kisah dari zaman Majapahit hingga Perang Diponegoro. Tokoh-tokohnya Untung Surapati, Jaka Tingkir, Diponegoro.
b.      Wayang Klithik Gedhog: mengangkat kisah Damar Wulan, diciptakan pada zaman Amangkurat I, tokoh-tokohnya bersenjata golok.
c.       Wayang Golek Purwa: mengangkat kisah Ramayana dan Mahabarata.
d.      Wayang Golek Menak: mengangkat kisah Menak (Islam). Nama-nama kerajaan berinisial Jawa, misalnya Mekah disebut sebagai Keraton Puser Bumi.
e.       Wayang Golek Menak Panthek: mengangkat kisah Babad Tanah Jawa. Tokoh-tokoh seperti Joko Tarub dan Tujuh Bidadari.
2.      Lima jenis koleksi museum adalah:
a.       Wayang Buddha: mengangkat kisah Sidharta Gautama, diciptakan Ki Hadjar Satoto dari Surakarta.
b.      Wayang Wahyu: mengangkat kisah Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Diciptakan oleh RM. Soetarto Hardjowahono, atas pesanan Bruder Thimoteus.
c.       Wayang Warta: mengangkat kisah-kisah pada Kitab Injil, diciptakan oleh RM. Soemiyanto dari Klaten.
d.      Wayang Sadat: mengangkat kisah Babad Tanah Islam di Tanah Jawa, diciptakan oleh Surjadi dan Sunardi dari Klaten.
e.       Wayang Kancil: mengangkat fabel dari buku Kancil Kridha Martani.
Koleksi Ruang Seni Pergelaran lainnya adalah peragaan pergelaran Wayang Purwa dan Wayang Orang. Wayang Orang merupakan perpaduan antara seni drama, seni tari, dan seni (musik) gamelan. Mengangkat kisah Ramayana dan Mahabarata. Dalang berperan sebagai pembawa cerita dan suluk, sedang dialog dilakukan oleh masing-masing tokoh.

C.    Unsur-unsur yang Terkandung dalam Pertunjukan Wayang
Adapun beberapa unsur pelaksana dan alat dalam pertunjukan wayang antara lain:
1.      Dalang, yaitu seniman utama dalam pertunjukkan wayang yang bertugas menjalankan skenario atau lakon dalam pewayangan.
2.      Niyaga, yaitu para penabuh gamelan yang mengiringi pertunjukkan wayang.
3.      Pesinden, yaitu seniwati yang mengiringi suara gamelan pada pagelaran wayang.
4.      Panggung, yaitu tempat berlangsungnya pertunjukan wayang.
5.      Kelir, yaitu layar yang ada di depan dalang yang lebarnya 160 cm.
6.      Debog, yaitu pohon pisang yang direntangkan di bawah kelir yang dipakai untuk menancapkan wayang.
7.      Blencong, yaitu lampu yang menggunakan bahan bakar minyak kelapa yang digunakan dalam pertunjukan wayang. Blencong ini terbuat dari kayu berukir atau perunggu dengan lubang di tengah untuk menaruh minyak dan mempunyai sumbu yang menghadap ke arah kelir/ layar.
8.      Kotak, yaitu peti wayang yang terbuat dari kayu sebagai tempat penyimpanan berbagai peralatan seperti wayang, kelir, cempala, kepyak, dll.
9.      Cempala, yaitu sebuah alat berbentuk silindris yang terbuat dari kayu yang digunakan untuk mengetuk kotak yang ada di samping dalang.
10.  Kepyak, yaitu alat yang bentuk dan fungsinya hampir sama dengan cempala namun tempatnya menempel pada kotak.
11.  Gamelan, yaitu alat musik tradisional yang digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang.

IV.             KESIMPULAN
Museum Ranggawarsita adalah museum yang menyimpan dan memamerkan berbagai warisan budaya dan benda budaya Jawa Tengah yang berlokasi di Kota Semarang, Indonesia.
Di ruang seni pergelaran Museum Ranggawarsita Jawa Tengah kita bisa melihat secara langsung belasan jenis wayang yang ditampilkan disini, antara lain wayang beber, wayang kayu, wayang kotemporer, wayang orang dan masih banyak lagi.
Beberapa unsur pelaksana dan alat dalam pertunjukan wayang antara lain dalang, niyaga, pesinden, panggung, kelir, debog, blencong, kotak, cempala, kepyak, dan gamelan.

V.                PENUTUP
Demikian laporan kunjungan di Museum Ranggawarsita yang dilakukan pada hari Minggu, 10 Mei 2015. Semoga bermanfaat dan mohon maaf apabila terdapat kekurangan atau terjadi kesalahan baik dalam sistematika penulisan maupun mengenai isi laporan.

VI.             LAMPIRAN

 









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Hasil Mini Riset

Bangsa dan Identitas Nasional (Makalah)